PEMBUATAN BIOGAS
Tuesday, November 13, 2018
0
comments
Alat dan Bahan
1. Drum volume 200 L
2. Drum volume 120 L
3. Sepotong pipa 10 cm yang berdiameter 2 cm
4. Slang untuk penyalur gas
5. Kran penyalur gas
6. Ember
7. Jerigen volume 5 L
8. Martil
9. Pahat
10. Kotoran sapi, kerbau, unggas atau hewan lainnya
11. Limbah hasil panen dan atau sampah organic lainnya
12. Air
Cara Kerja
A. Membuat Starter atau Pembangkit
1. Campurkan 2 Liter kotoran sapi dan dua liter air ke dalam ember, aduk hingga merata
2. Tambahkan ke dalam campuran tadi cacahan rumput secukupnya dan aduk kembali hingga merata
3. Masukkan campuran bahan-bahan tadi ke dalam jerigen yang bervolume 5 liter, biarkanlah jerigen tersebut terbuka.
4. Simpanlah jerigen yang telah berisi campuran bahan-bahan tadi pada tempat yang aman dan terlindung selama 2 bulan
5. Selama penyimpanan, lakukan pengguncangan pada jerigen tersebut sebanyak 3 atau 4 kali dalam satu minggu
B. Menyiapkan Limbah yang akan digunakan
1. Kumpulkan kotoran sapi atau hewan ternak lainnya
2. Kumpulkan bahan-bahan organic yang berupa limbah pertanian, limbah pasar, limbah ternak, atau limbah-limbah organic lainnya
3. Bila bahan-bahan organic yang akan digunakan telah kering, hancurkan terlebih dahulu dengan cara mencacahnya hingga halus
4. Bila bahan-bahan organic yang akan digunakan masih basah (masih segar), lakukan pencabikan untuk memudahkan pembusukkan, kemudian simpanlah di tempat terbuka selama sekitar 10 hari agar mengalami pembusukkan
C. Menempatkan Limbah dalam Unit Biogas
1. Masukkan 3 ember bahan-bahan organic yang telah disiapkan di atas bersama-sama dengan 3 ember air ke dalam drum yang bervolume 200 liter, kemudian aduk hingga merata
2. Lakukan hal yang sama hingga mencapai volume sekitar dua pertiga volume drum 200 liter atau setinggi volume drum 120 liter
3. Masukkan starter yang telah disiapkan di atas ke dalam drum 200 liter yang telah diisi bahan-bahan organic, kemudian aduklah hingga merata
4. Masukkan drum yang bervolume 120 liter dengan kran dalam keadaan terbuka. Tekanlah drum kecil tersebut hingga mencapai dasar drum besar. Usahakan tidak ada udara dalam drum kecil tersebut.
5. Jika permukaan drum bervolume 120 liter tidak terbenam, keluarkan kembali drum tersebut dan tambahkan kembali bahan-bahan organic dan air ke dalam drum volume 200 liter sampai mencukupi untuk membenamkan drum volume 120 liter
6. Bila sudah diyakini bahwa drum volume 120 liter terbenam seluruhnya dalam campuran bahan-bahan organic yang terdapat di dalam drum volume 200 liter dan bagian dalam drum volume 120 liter tersebut telah penuh berisi bahan-bahan organic, tutuplah kran yang terdapat pada drum bervolume 120 liter tadi (lihat Gambar)
7. Biarkanlah drum-drum tadi selama 3-4 minggu. Selama waktu itu proses fermentasi akan berlangsung dan gas yang dihasilkannya akan terjebak di dalam drum bervolume 120 liter. Gas ini akan menyebabkan drum bervolume 120 liter terdorong ke atas
8. Sambil menunggu proses fermentai berlangsung, periksalah apakah ada kebocoran gas dari drum bervolume 120 liter. Bila terjadi kebocoran segera ditambal dengan cat atau aspal. Untuk mengetahui adanya kebocoran dapat dilakukan dengan cara membasahi permukaan drum bervolume 120 liter dengan air sabun. Kebocoran akan terlihat dengan adanya buih pada daerah yang bocor tersebut.
9. Setelah diketahui drum bervolume 120 liter berisi gas, periksalah gas tersebut untuk meyakinkan bahwa gas yang terbentuk merupakan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membuka kran dan menyalakan api di atas pipa penyalur gas.
Pembahasan
Melalui biokonversi, limbah organic seperti tinja, sampah domestic dan limbah pertanian dapat dikonversi menjadi bioenergy. Bioenergy merupakan gas kompleks yang terdiri dari metana, karbondioksida, asam sulfide dan gas-gas lainnya. Biokonversi limbah organik ini melibatkan proses fermentasi. Proses biokonversi seperti ini dikenal juga sebagai proses pencernaan anaerob.
Proses biokonversi secara alamiterjadi pula di alam, yakni dalam pembentukan gas rawa atau sebagai produk sampingan dari pencernaan hewan, khususnya hewan-hewan pemamah biak. Gas rawa sebenarnya merupakan gas metan yang terbentuk dari bahan-bahan organic tanaman melalui proses dekomposisi tanaman oleh bakteri. Selanjutnya, gas ini dikeluarkan dari rawa dan dalam kondisi tertentu dapat terbakar secara spontan. Gas ini secara ekonomi merupakan bahan bakar penting yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak, tetapi karena tumbuhan yang didekomposisi secara alami jumlahnya terbatas, maka perlu dicari bahan baku dan teknologi penggantinya.
Pembentukan gas pada hewan pemamah biak terjadi di dalam lambung dan berlangsung bersamaan dengan proses pencernaan makanan. Di dalam lambung, bahan-bahan berselulosa dari rumput-rumputan atau bahan lain yang mejadi makanan hewan pemamah biak dengan penambahan air diubah menjadi asam organic. Asam organik ini ini selanjutnya diurai secara anaerob menjadi gas metan dan karbondioksia. Diperkirakan sekitar 75 juta ton gas metan dikeluarkan oleh hewan pemamah biak setiap tahunnya.
Proses pembuatan gas metan secara anaerob melibatkan interaksi kompleks dari sejumlah bakteri yang berbeda, Protozoa maupun jamur. Beberapa bakteri yang terlibat adalah Bacteriodes, Clostridium butyrinum, Escericia coli dan beberapa bakteri usus lainnya, Methanobacterium, dan Methanobacillus. Dua bakteri terakhir merupakan bakteri utama penghasil metan dan hidup secara anaerob. Proses pembuatan metan ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
- Hidrolisis secara enzimatik bahan-bahan organik tak larut menjadi bahan-bahan organik dapat larut. Enzim utama yang terlibat adalah selulase yang menguraikan selulosa
- Perubahan bahan-bahan organic dapat larut menjadi asam organic. Pembentukan asam organic ini terjadi dengan bantuan bakteri non methanogenik, protozoa, dan jamur.
- Perubahan asam organic menjadi gas metan dan karbondioksia. Proses perubahan ini dapat terjadi karena adanya bantuan bakteri metanogenik (Methanobacterium dan Methanobacillus).
Keseluruhan reaksi perubahan bahan organic menjadi gas metan dan karbondioksida dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Persamaan di atas berlaku bila yang menjadi substrat adalah selulosa. Untuk substrat yang berupa senyawa organic kompleks, seperti lignin dan tannin dan senyawa polimer aromatic lainnya, pembentukan gas metan tidak melalui reaksi seperti di atas. Substrat yang berupa senyawa polimer aromatic kompleks terlebih dahulu diubah menjadi senyawa aromatic yang lebih sederhana melalui aktivitas aerobic beberapa enzim ekstraselular yang dihasilkan oleh sejumlah mikroorganisme. Senyawa-senyawa aromatic sederhana ini umumnya berupa senyawa benzenoid. Selanjutnya, senyawa benzenoid ini melalui aktivitas bakteri metanogenik, seperti Methanobacterium formicicum dan Methanospirilum hungati, secara anaerob diubah menjadi gas metan dan karbondioksid. Proses perubahan ini terjadi melalui tahapan reaksi seperti berikut:
Catatan:
1. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi gas sekitar 3 – 4 minggu, setelah itu gas akan diproduksi secara kontinyu selama 8 minggu. Selama 8 minggu ini, separuh dari total gas yang diproduksi dibentuk pada 2 – 3 minggu pertama, sisanya dibentuk pada 5 – 6 minggu terakhir.
2. Setelah waktu 8 minggu dilalui, gas tidak akan banyak terbentuk, maka unit biogas dapat dikosongkan kembali dan isinya dapat digunakan sebagai starter untuk pembuatan biogas berikutnya
3. Dalam pembuatan starter kotoran sapi yang digunakan diusahakan yang masih baru (hangat).
Untuk pembuatan Biogas Skala Rumah
tangga bisa tonton video tutorialnya
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PEMBUATAN BIOGAS
Ditulis oleh Nurzaman
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sainstek13.blogspot.com/2018/11/pembuatan-biogas_13.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Untuk kontribusi silahkan klik Ditulis oleh Nurzaman
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment